Suku Sasak: Keunikan Tradisi "Merarik" (Kawin Lari) di Lombok

 

Lombok, pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya, juga menyimpan kekayaan budaya yang unik, salah satunya adalah tradisi "Merarik" atau kawin lari yang dipraktikkan oleh Suku Sasak. Tradisi ini menjadi bagian penting dalam proses pernikahan adat Sasak dan masih dilestarikan hingga saat ini. Meskipun kontroversial di mata luar, Merarik memiliki makna mendalam dalam budaya masyarakat Lombok.

Apa Itu Merarik?

Merarik adalah tradisi pernikahan khas Suku Sasak di mana seorang pria "melarikan" wanita yang dicintainya untuk dinikahi. Proses ini bukan berarti penculikan, melainkan sebuah ritual yang telah disepakati secara adat. Sebelum melaksanakan Merarik, biasanya kedua keluarga telah mengetahui rencana ini, meskipun sang wanita seolah-olah "dilarikan" tanpa persetujuan keluarganya.

Tahapan Tradisi Merarik

  1. Mesejati (Mencari Informasi)
    Pria akan mengumpulkan informasi tentang wanita yang ingin dinikahi, termasuk statusnya (apakah masih lajang atau tidak).

  2. Midang (Mendekati)
    Jika pria tertarik, ia akan mendekati wanita tersebut, biasanya melalui pertemuan tidak langsung atau lewat perantara.

  3. Merarik (Kawin Lari)
    Ketika wanita setuju, pria akan "membawanya" ke rumah keluarga atau tempat aman. Ini dilakukan untuk menghindari rasa malu jika lamaran ditolak secara langsung.

  4. Selabar (Pemberitahuan ke Orang Tua)
    Setelah wanita dibawa, perwakilan pria akan memberitahu keluarga wanita. Jika keluarga menerima, proses pernikahan dilanjutkan. Jika tidak, bisa terjadi negosiasi atau bahkan konflik.

  5. Sorong Serah (Mahar dan Pernikahan)
    Keluarga pria memberikan mahar (berupa uang atau barang) kepada keluarga wanita sebagai bentuk penghormatan. Setelah itu, akad nikah dilaksanakan.


Makna di Balik Tradisi Merarik

Meski terkesan kontroversial, Merarik memiliki nilai-nilai positif:

  • Menghindari Rasa Malu: Penolakan lamaran secara langsung dianggap memalukan dalam budaya Sasak.

  • Ujian Keseriusan: Pria harus berani mengambil risiko dengan "melarikan" wanita, menunjukkan kesungguhannya.

  • Pelestarian Adat: Merarik adalah warisan leluhur yang terus dijaga sebagai identitas Suku Sasak.


Perubahan dalam Tradisi Merarik

Seiring perkembangan zaman, praktik Merarik mulai mengalami modifikasi. Beberapa pasangan kini memilih proses pernikahan yang lebih modern, tetapi unsur adat tetap dipertahankan. Selain itu, pemerintah dan tokoh adat terus mengedukasi masyarakat agar Merarik tidak disalahartikan sebagai penculikan.


Tradisi Merarik adalah salah satu keunikan budaya Suku Sasak yang sarat makna. Meski sering menjadi perdebatan, ritual ini tetap menjadi simbol cinta, keberanian, dan penghormatan pada adat istiadat. Bagi wisatawan, memahami Merarik memberikan wawasan lebih dalam tentang kekayaan budaya Lombok yang memesona.

Apakah Anda tertarik menyaksikan langsung tradisi Merarik saat berkunjung ke Lombok?

Lebih baru Lebih lama

Translate