![]() |
foto tari saman dari aceh © cara cerdas 2025 |
Tari Saman merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang berasal dari suku Gayo di Aceh. Tarian ini tidak hanya dikenal di tingkat nasional, tetapi juga telah mendapatkan pengakuan dunia sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada tahun 2011. Keunikan, kekompakan, dan nilai-nilai yang terkandung dalam Tari Saman menjadikannya simbol penting dari identitas dan kebersamaan masyarakat Aceh.
Sejarah dan Asal Usul
Tari Saman diciptakan oleh Syekh Saman, seorang ulama besar dari Gayo Lues, pada abad ke-13. Awalnya, tarian ini digunakan sebagai media dakwah untuk menyebarkan ajaran Islam di wilayah Aceh Tengah. Dengan perpaduan seni, syair religius, dan gerakan ritmis, Tari Saman mampu menarik perhatian masyarakat dan menjadi sarana dakwah yang efektif.
Keunikan Tari Saman
Yang membedakan Tari Saman dari tarian lain adalah gerakannya yang cepat, kompak, dan dilakukan secara duduk. Tidak ada alat musik yang digunakan, melainkan tepukan tangan, dada, dan paha dari para penari yang menciptakan irama yang memukau. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh belasan hingga puluhan penari pria yang duduk berjejer rapat dalam satu baris, dipimpin oleh seorang syekh yang bertugas memberi aba-aba.
Nilai Budaya dan Filosofi
Tari Saman mencerminkan nilai-nilai penting dalam budaya Aceh, seperti kerja sama, kebersamaan, kekompakan, dan kedisiplinan. Setiap gerakan harus dilakukan secara serempak dan harmonis, karena kesalahan satu orang dapat mengganggu keseluruhan pertunjukan. Inilah simbol dari semangat gotong royong dan kekuatan kolektif yang menjadi ciri khas masyarakat Aceh.
Selain itu, syair-syair yang dilantunkan dalam Tari Saman biasanya berisi pesan moral, keagamaan, dan nasihat-nasihat kehidupan. Ini menunjukkan bahwa tarian ini tidak hanya menyajikan hiburan, tetapi juga sarat akan makna dan nilai edukatif.
Baca Juga :
"Grebeg Maulud Yogyakarta: Warisan Budaya dan Filosofi Gunungan"
Pengakuan Dunia dan Upaya Pelestarian
Tari Saman telah tampil di berbagai panggung internasional dan mendapat sambutan luar biasa karena keunikannya. Pada tahun 2011, UNESCO menetapkan Tari Saman sebagai "Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity". Ini menjadi bukti bahwa budaya lokal Indonesia memiliki daya saing dan nilai tinggi di mata dunia.
Namun demikian, pelestarian Tari Saman tetap menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah, lembaga budaya, sekolah, dan masyarakat lokal harus bekerja sama untuk menjaga eksistensi tarian ini melalui pendidikan budaya, pelatihan bagi generasi muda, serta pertunjukan rutin di dalam maupun luar negeri.
"Tari Saman bukan sekadar seni pertunjukan, melainkan warisan budaya yang merefleksikan kearifan lokal dan semangat kebersamaan masyarakat Aceh. Dalam setiap tepukan dan gerakan yang harmonis, tersimpan sejarah, nilai-nilai luhur, dan identitas bangsa yang patut dibanggakan. Mari kita lestarikan Tari Saman sebagai salah satu aset budaya nasional yang membentuk jati diri Indonesia di mata dunia."