![]() |
suasana upacara adat suku rejang © cara cerdas 2025 |
Di balik keindahan alam Bengkulu, tersimpan kisah mistis dari salah satu suku asli yang mendiami wilayah tersebut: Suku Rejang. Suku ini tidak hanya dikenal lewat bahasa dan adat istiadatnya yang khas, tetapi juga melalui Tari Kebalai, sebuah tarian sakral yang dipercaya memiliki hubungan erat dengan dunia arwah.
Asal-Usul Tari Kebalai
Tari Kebalai bukan sekadar pertunjukan seni biasa. Menurut kepercayaan masyarakat Rejang, tarian ini merupakan media komunikasi dengan arwah leluhur. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam upacara adat tertentu, terutama yang berkaitan dengan kematian, penyembuhan, atau tolak bala.
Nama "Kebalai" sendiri diyakini berasal dari kata "balai", yang berarti tempat berkumpul. Dalam konteks ini, balai adalah tempat pertemuan antara dunia manusia dan dunia roh. Konon, saat Tari Kebalai dilakukan, roh-roh leluhur hadir dan menyatu dalam suasana ritual yang sakral.
Ritual yang Penuh Makna
Tari Kebalai biasanya dibawakan oleh para penari wanita dengan gerakan yang lambat, mengalun, dan penuh makna. Penari akan mengenakan busana adat khas Rejang dan diiringi oleh alat musik tradisional seperti gong, kendang, dan seruling bambu.
Suasana akan terasa khusyuk, bahkan mistis. Warga sekitar percaya bahwa jika tarian dilakukan dengan benar dan tulus, maka arwah leluhur akan "datang", memberikan restu, atau bahkan pesan-pesan gaib kepada yang hadir.
Kesaksian Masyarakat: Antara Mitos dan Fakta
Banyak warga yang mengaku pernah menyaksikan kejadian aneh saat Tari Kebalai dipentaskan. Misalnya, angin berhembus kencang tiba-tiba, bau bunga melati yang muncul tanpa sebab, atau penari yang mendadak kerasukan dan berbicara dalam bahasa kuno yang tidak dimengerti.
Beberapa tetua adat mengatakan bahwa itu adalah tanda kehadiran arwah yang ingin menyampaikan pesan. Walaupun terdengar menyeramkan, kehadiran arwah ini dianggap bukan untuk menakuti, tetapi untuk menjaga dan melindungi masyarakat Rejang.
Baca Juga :
"Keunikan Adat Pernikahan Suku Batak Toba"
Warisan Budaya yang Mulai Pudar
Sayangnya, seiring waktu, kepercayaan dan pelaksanaan Tari Kebalai mulai berkurang, terutama di kalangan generasi muda. Banyak yang menganggapnya sebagai takhayul, dan lebih memilih budaya modern. Namun, sebagian tokoh adat tetap berjuang melestarikan tradisi ini, karena percaya bahwa Tari Kebalai adalah jati diri dan warisan luhur Suku Rejang.
Tari Kebalai bukan hanya tentang gerakan indah atau musik tradisional. Ia adalah jembatan antara dunia nyata dan dunia gaib, antara manusia dan leluhur. Bagi Suku Rejang, ini adalah bukti bahwa budaya dan spiritualitas bisa menyatu dalam harmoni, meskipun tidak semua orang bisa melihat atau merasakannya.
Apakah Anda percaya atau tidak, kisah Tari Kebalai mengingatkan kita bahwa di balik setiap tarian tradisional, ada cerita yang lebih dalam, lebih sakral, dan lebih magis daripada yang tampak di permukaan.
Artikel oleh: [Miror Crayy]