![]() |
foto orang -orang dulu di suku seram maluku © cara cerdas 2025 |
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya. Di antara ribuan suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, Suku Seram yang mendiami wilayah Pulau Seram di Maluku menjadi salah satu yang unik dan menarik untuk ditelusuri. Tak hanya karena adat dan tradisinya yang masih lestari, tetapi juga karena warisan musik tradisionalnya—Totobuang—yang kini dikenal hingga ke mancanegara.
Siapakah Suku Seram?
Suku Seram merupakan penduduk asli Pulau Seram, pulau terbesar di Provinsi Maluku. Secara budaya, mereka memiliki hubungan erat dengan beberapa suku lain di Maluku seperti Alune dan Wemale. Masyarakat Suku Seram terkenal dengan kehidupan komunal yang erat, nilai-nilai gotong royong yang tinggi, serta sistem adat yang kuat.
Mereka hidup dengan menghormati alam dan leluhur, serta memiliki kepercayaan tradisional yang disebut Uli Soleman, meskipun sebagian besar masyarakat kini telah memeluk agama modern seperti Islam dan Kristen.
Totobuang: Musik Tradisional Penuh Makna
Salah satu peninggalan budaya paling menonjol dari Suku Seram adalah alat musik tradisional yang disebut Totobuang. Totobuang merupakan seperangkat gong kecil dari logam yang disusun secara horisontal dan dimainkan dengan pemukul khusus. Alat ini biasanya dipadukan dengan tifa (gendang Maluku) dalam sebuah pertunjukan musik tradisional.
Yang membuat Totobuang istimewa adalah bukan hanya suaranya yang khas dan ritmis, tetapi juga makna simboliknya. Totobuang sering dimainkan dalam upacara adat, penyambutan tamu penting, hingga pertunjukan seni di tingkat nasional maupun internasional. Musiknya dipercaya bisa menghubungkan manusia dengan leluhur dan roh-roh penjaga alam.
Warisan yang Mendunia
Totobuang kini tak lagi hanya dikenal di Pulau Seram. Berkat upaya para seniman, budayawan, dan pemerintah daerah, Totobuang telah tampil dalam berbagai festival budaya di luar negeri, seperti di Eropa, Jepang, dan negara-negara ASEAN. Penampilannya selalu berhasil memukau penonton karena iramanya yang energik dan penuh semangat.
Tak hanya itu, Totobuang juga mulai dikenalkan di dunia pendidikan sebagai bagian dari pelajaran seni budaya, agar generasi muda Indonesia tidak melupakan kekayaan musik tradisionalnya sendiri.
Baca Juga :
"Suku Lampung dan Aksara KaGaNga: Jejak Peradaban Tua yang Terlupakan"
Melestarikan Musik Totobuang
Melestarikan Totobuang bukan hanya tugas masyarakat Suku Seram, tetapi juga kita semua sebagai bangsa Indonesia. Beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan antara lain:
-
Mengenalkan Totobuang kepada anak-anak lewat pendidikan formal dan nonformal.
-
Mendukung pertunjukan seni tradisional, baik secara langsung maupun lewat media sosial.
-
Mengangkat cerita dan sejarah alat musik tradisional dalam konten kreatif, seperti film, vlog, atau artikel
Suku Seram di Maluku bukan hanya penjaga hutan dan laut yang kaya, tapi juga pewaris budaya yang luar biasa. Totobuang menjadi bukti bahwa musik tradisional Indonesia mampu bersaing dan bersinar di panggung dunia. Mari kita jaga dan lestarikan warisan ini agar tetap hidup dan dikenang sepanjang masa.
Artikel oleh: [Miror Crayy]