"Sejarah dan Makna Upacara Kasada di Gunung Bromo"

 

Upacara Kusada
upacara kasada di gunung bromo © cara cerdas 2025

Indonesia dikenal dengan keberagaman budaya dan tradisinya. Salah satu tradisi unik yang hingga kini masih lestari adalah Upacara Kasada yang digelar setiap tahun oleh suku Tengger di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur. Upacara ini tidak hanya sarat makna spiritual, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang mendunia.

Sejarah Upacara Kasada

Asal-usul Upacara Kasada tak bisa dilepaskan dari legenda Roro Anteng dan Joko Seger, pasangan yang dipercaya sebagai leluhur suku Tengger. Menurut cerita rakyat, mereka memohon keturunan kepada Dewa Gunung Bromo dan dijanjikan 25 anak, dengan syarat anak ke-25 harus dikorbankan ke kawah Bromo.

Setelah memiliki 25 anak, pasangan tersebut tidak tega mengorbankan anak terakhir mereka, Kusuma. Namun, karena melanggar janji, Kawah Bromo mengamuk dan Kusuma pun akhirnya mengorbankan diri. Sebelum menghilang ke dalam kawah, Kusuma berpesan agar keturunannya setiap tahun mempersembahkan hasil bumi ke Gunung Bromo sebagai tanda syukur dan penghormatan kepada para leluhur. Sejak saat itulah tradisi Yadnya Kasada dimulai.

Waktu dan Pelaksanaan

Upacara Kasada dilaksanakan setiap tahun pada bulan Kasada (bulan ke-12 kalender Tengger), tepatnya pada hari ke-14 atau malam purnama. Rangkaian acara biasanya berlangsung di Pura Luhur Poten, yang terletak di lautan pasir kaki Gunung Bromo, sebelum dilanjutkan dengan prosesi persembahan ke kawah Gunung Bromo.

Makna dan Filosofi

Upacara Kasada memiliki makna yang dalam, antara lain:

1.Ungkapan Syukur

Masyarakat Tengger mempersembahkan hasil bumi seperti sayur-mayur, buah-buahan, hingga hewan ternak ke kawah Bromo sebagai bentuk rasa syukur atas berkah yang mereka terima sepanjang tahun.

2.Pengorbanan dan Keikhlasan

Tradisi ini mengingatkan akan pentingnya menepati janji, berkorban demi kebaikan bersama, dan menjaga keharmonisan dengan alam serta roh leluhur.

3.Keseimbangan Spiritual dan Alam

Kasada menjadi media penyucian diri serta penyeimbangan hubungan antara manusia, alam, dan kekuatan spiritual.

Wisata Budaya dan Daya Tarik Wisatawan

Upacara Kasada menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara. Banyak yang datang untuk menyaksikan prosesi unik ini, mulai dari ritual di pura, iring-iringan umat, hingga momen puncak saat persembahan dilemparkan ke dalam kawah. Tak sedikit pula warga lokal yang menunggu di lereng kawah untuk menangkap persembahan, yang mereka yakini membawa berkah.

Pelestarian dan Tantangan

Meskipun masih lestari hingga kini, upacara Kasada menghadapi tantangan seperti modernisasi, perubahan gaya hidup generasi muda, serta tekanan pariwisata. Namun, berkat peran aktif para tetua adat dan dukungan pemerintah daerah, upacara ini tetap dilestarikan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.

"Upacara Kasada di Gunung Bromo bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan simbol penghormatan terhadap alam, leluhur, dan nilai-nilai luhur kehidupan. Sejarah yang kaya, makna yang dalam, serta suasana sakral menjadikan Kasada sebagai kekayaan budaya bangsa yang patut dilestarikan dan dikenalkan ke dunia."

Baca Berikutnya : Suku Madura: Asal Usul, Adat Istiadat, dan Keunikan Budayanya

Lebih baru Lebih lama

Translate